P0420 Catalyst Efficiency (Bank 1)



DTC P0420 Catalyst Efficiency (BANK 1)


Saat Terjadi DTC P0420 Catalyst Efficiency (Bank 1)

  • Tidak ada DTC O2 sensor yang aktif.
  • Ada perbedaan efisiensi antara Catalyst Converter Bank 1 dan Bank 2. Waktu terbaik untuk memonitor efisiensi catalyst temperature mesin harus di atas 70°C (158°F), putaran mesin antara 1000 rpm dan 3000 rpm, kecepatan kendaraan antara 20 mph dan 85 mph.

Kondisi

  • Powertrain Control Module (PCM) mendeteksi Bank 1 downstream, Catalyst efisiensi Bank 1 gagal dalam mengkonversi atau merubah udara gas buang.

Tindakan

  • Mulfunction Indicator Lamp (MIL) atau cek engine nyala.
  • kecepatan kendaraan akan di batasi.

Penyebab Kemungkinan dari DTC P0420 Catalyst Efficiency (Bank 1)

  • O2 sensor Bank 1 sensor 1 (upstream) return short ground.
  • O2 sensor Bank 1 sensor 2 (downstream) return short ground.
  • O2 sensor Bank 1 sensor 1 (upstream) return circuit open.
  • O2 sensor Bank 1 sensor 2 (downstream) return circuit open.
  • Exhaust leak/bocor.
  • Kerusakan dibagian mesin.
  • O2 sensor.
  • Catalytic Converter.

Langkah langkah pengecekan DTC P0420 Catalyst Efficiency (BANK 1)


Step 1. Cek aktif DTC

Catatan :  Apabila salah satu O2 sensor diganti 1/1 (upstream) atau 1/2 (downstream) tanpa mengganti keduanya secara bersamaan maka hal tersebut juga bisa menyebabkan munculnya DTC ini, silahkan cek history kendaraan sebelum melanjutkan tes ini.

Catatan : Jika ada DTC di O2 sensor yang muncul secara bersamaan dengan DTC Catalyst Converter efisiensi, silahkan diagnosis terlebih dahulu DTC O2 sensor.

Catatan : Periksa kualitas bahan bakar, DTC ini mungkin muncul bisa dari bahan bakar yang terkontaminasi dengan air, oli, dll.

1. Start mesin dan biarkan suhu mesin mencapai temperatur normal.
2. Gunakan alat scan untuk memonitor DTC, analisa juga Freeze Frame data..

Apakah DTC aktif atau pending ?

Ya, lanjutkan ke step 2.

Tidak atau Stored, lakukan pengecekan PCM intermitten kondisi.

Step 2. Periksa secara visual Catalyst Converter

Periksa Catalyst Converter dari kerusakan berikut :
  • Catalyst Converter penyok atau berlubang.
  • Perubahan warna disebabkan overheating Catalyst Converter.
  • Internal Catalyst Conventer pecah/retak.
  • Periksa kerapatan presisi pemasangan kedua ujung Converter inlet dan outlet.
  • Periksa kebocoran Catalyst Converter.
Apakah ditemukan problem seperti di atas ?

Ya, gantilah Catalyst Converter.

Tidak, lanjutkan step 3.

Step 3. Cek voltage O2 sensor 1/1 return 

1. Putar kunci kontak ke posisi off.
2. Lepaskan konektor harnes O2 sensor 1/1.
3. Putar kunci kontak ke posisi on.
4. Ukur voltage O2 sensor 1/1 return dikonektor harnes O2 sensor 1/1.

Apakah voltage 2.5 volt?

Ya, lanjutkan ke step 4.

Tidak, lanjutkan ke step 5.

Step 4. Cek voltage O2 sensor 1/2 return

1. Putar kunci kontak ke posisi off.
2. Lepaskan konektor harnes O2 sensor 1/2.
3. Putar kunci kontak ke posisi on.
4. Ukur voltage O2 sensor 1/2 return dikonektor harnes O2 sensor 1/2.

Apakah voltage 2.5 volt?

Ya, lanjutkan ke step 10.

Tidak, lanjutkan ke step 7.

Step 5. Cek O2 sensor 1/1 short ground

1. Putar kunci kontak ke posisi off.
2. Lepaskan konektor harnes PCM.
3. Cek hubungan antara ground dengan O2 sensor 1/1 return dikonektor harnes O2 sensor 1/1.

Apakah ada hubungan antara ground dengan O2 sensor 1/1 return?

Ya, perbaiki kabel tersebut dari short ke ground.

Tidak, lanjutkan ke step 6.

Step 6. Cek tahanan O2 sensor 1/1 return

1. Posisi konektor PCM dan konektor harnes O2 sensor 1/1 masih terlepas, ukurlah tahanan antara konektor harnes PCM dengan konektor harnes O2 sensor 1/1 return.

Apakah tahanan dibawah 3.0 ohms?

Ya, lanjutkan ke step 9.

Tidak, perbaiki kabel tersebut dari open circuit/putus atau high resistan.

Step 7. CekO2 sensor 1/2 return short ground

1. Putar kunci kontak ke posisi off.
2. Lepaskan konektor harnes O2 sensor 1/2.
3. Cek hubungan antara ground dengan O2 sensor 1/2 return di konektor harnes O2 sensor 1/2.

Apakah ada hubungan antara ground dengan O2 sensor 1/2 return?

Ya, perbaiki kabel tersebut dari short ground.

Tidak, lanjutkan ke step 8.

Step 8. Cek tahanan O2 sensor 1/2 return

1. Cek tahanan O2 sensor 1/2 return, antara konektor harnes PCM dengan konektor harnes O2 sensor 1/2 return.

Apakah tahanan dibawah 3.0 ohms?

Ya, lanjutkan ke step 9.

Tidak, perbaiki kabel tersebut dari open circuit/putus atau high resistan.

Step 9. Cek yang berhubungan dengan PCM dan koneksi komponen
  • Cek data informasi Service Bulletin atau data lain yang berkaitan dengan DTC ini.
  • Lepaskan semua konektor PCM dan bersihkan.
  • Lepaskan semua in-line konektor yang berhubungan (jika di lengkapi).
  • Lepaskan semua konektor harnes komponen yang berhubungan.
  • Periksa konektor harnes, konektor komponen, dan semua terminal male dan terminal female untuk kondisi pemasangan yang kurang tepat, kunci konektor rusak yang menyebabkan longgar, korosi, kerusakan seal konektor, terminal rusak, overheating, terminal yang telah mendorong kembali ke dalam rongga konektor, dll.
  • Pasang kembali semua konektor harnes PCM, pastikan pemasangan konektor tepat dengan benar dan semua pengunci konektor.
  • Pasang kembali semua in-line konektor dengan benar.
  • Pasang kembali semua konektor harnes komponen dengan benar.
  • Gunakan alat scan hapus semua DTC.
  • Test drive atau operasikan kendaraan sesuai dengan kondisi saat DTC terjadi.
  • Dengan menggunakan alat scan, cek kembali DTC.
Apakah DTC terulang kembali?

Ya, ganti dan programlah Powertrain Control Module (PCM), setelah itu lakukanlah Powertraint verification test.

Tidak, tes selesai.

Step 10. Cek kebocoran Exhaust system

Apakah ditemukan adanya kebocoran di Exhaust system?

Ya, ganti atau perbaiki bagian Exhaust system yang bocor.

Tidak, lanjutkan ke step 11.

Step 11. Cek kondisi mekanikal mesin

1. Star mesin, cek ketebalan asap yang keluar dari Exhaust yang disebabkan kerusakan pada internal mesin.

Apakah ditemukan kerusakan seperti kondisi di atas?

Ya, perbaiki kerusakan pada internal mesin.

Tidak, lanjutkan ke step 12.

Step 12. Cek O2 sensor

1. Apabila sebelumnya O2 sensor downstream diganti tanpa mengganti O2 sensor upstream, hal tersebut juga bisa menyebabkan DTC ini terjadi, silahkan terlebih dahulu lihat servis history.

Apakah O2 sensor downstream diganti tanpa mengganti O2 sensor upstream?

Ya, gantilah O2 sensor upstream.

Tidak, lanjutkan ke step 13.

Step 13. Catalyst Converter

Jika tidak ada penyebab kemungkinan dari list diatas yang tersisa atau semua pengetesan di atas sudah semua di lakukan silahkan ganti Catalyst Converter.

Test selesai untuk DTC P0420 Catalyst Efficiency (Bank 1). Jika problem tidak ditemukan setelah mengikuti ste step diatas, silahkan komentar dibawah atau kontak kami.
Continue reading...

C102A Left Rear Wheel Speed Comparative Performance


DTC C102A Left rear wheel speed comparative performance

Wiring Diagram


Theory Operasi


Speed sensor mengkonversi kecepatan setiap roda menjadi signal digital, ABS module sebagai control device mengirimkan 12 volt ke sensor. Internal sensor ini memiliki jembatan magnet yang mengubah tegangan dan arus listrik. Tegangan dan arus listrik ini diubah oleh induksi magnetik ketika roda gigi melewati wheel speed sensor, sehingga menghasilkan signal digital. Lalu signal digital ini dikirimkan ke ABS Module. Setelah signal diterima, ABS Module mengukur  dan membandingkan tegangan arus listrik dari signal digital di keempat roda kendaraan.


Saat Terjadi DTC C102A Left Rear Wheel Speed Comparative Performance 

  • Pada waktu posisi kunci kontak on kecepatan kendaraan diatas 40 km/h.
  • Ketika  Antilock Brake System (ABS) Module menerima dan membandingkan signal dari ke empat roda, ABS mendeteksi adanya perbedaan nilai signal di roda belakang sebelah kiri.

Penyebab Kemungkinan

  • Left rear Wheel Speed Sensor (WSS) loss, adanya kerusakan konektor, atau terminal.
  • Pengaruh adanya ketidak wajaran tekanan angin roda belakang sebelah kiri.
  • Kerusakan roda gigi belakang sebelah kiri.
  • axle shaft.
  • Left Rear wheel Speed (WSS) sensor.
  • Antilock Brake System (ABS) module.


Langkah langkah pengecekan DTC C102A Left rear wheel speed comparative performance


Step 1. Cek  DTC C102A left rear wheel speed comparative performance

Catatan : Tes ini akan akurat apabila status DTC aktif.

1. Putar kunci kontak ke posisi on.
2. Gunakanlah alat scan untuk mendiagnosis, setelah itu hapus DTC terlebih dahulu.
3. Selanjutnya kendaraan tes jalan di atas 40km/jam.

Perhatian : Pastikan kemampuan pengereman tidak ada kendala sebelum melanjutkan test jalan.

Apakah di alat scan menampilkan DTC C102A Left wheel speed comparative performance dengan status AKTIF ?

Ya, lanjut ke step 3.

Tidak, lanjutkan ke step 2.

Step 2. Cek left rear wheel speed sensor signal

1. Dalam keadaan posisi kendaraan dites jalan diatas 40km/h., monitor semua signal speed sensor di data tab scaner (bisa juga menggunakan fitur lain dialat scanner seperti grafik untuk lebih memudahkan).

Apakah left rear speed sensor membaca kecepatan 0 km/h atau signal putus putus ?

Ya, lanjutkan ke step 3.

Tidak, gunakanlah wiring diagram dan periksa kabel kabel apakah ada yang lecet, menusuk atau sebagian kabel rusak, cek setiap konektor harnes. Lakukanlah ABS intermittent kondisi.

Step 3. Cek tekanan angin roda belakang sebelah kiri

1. Putar kunci kontak ke posisi off.
2. Cek dan seting tekanan angin roda belakang kiri, cek juga tekanan angin seluruh roda sesuai standar.

Apakah tekanan roda belakang sebelah kiri ditemukan adanya ketidakseimbangan tekanan atau kempes/kelebihan ?

Ya, perbaiki atau sesuaikan tekanan angin sesuai standarnya.

Tidak, lanjutkan ke step 4.

Step 4. Cek axle shaft

1. Periksa axle shaft.

Jika Ok!!! tidak ada maslah yang ditemukan, lanjut ke step 5.

Step 5. Check visual left rear wheel speed sensor

Catatan : Cek semua terminal dari kerusakan, membungkuk, mendorong keluar, atau terminal berkarat.

1. Periksa harnes konektor ABS modul, left rear wheel speed sensor, left rear wheel speed sensor.
2. Periksa secara visual dari kerusakan seperti konektor korosi, loss, tidak terpasang secara tepat, periksa antara kabel Wheel speed sensor harnes konektor dengan ABS module.

Apakah ditemukan masalah seperti disebutkan diatas ?

Ya, Lakukan perbaikan.

Tidak, lanjutkan ke step 5.

Step 6. Cek left rear wheel speed sensor dari kerusakan secara fisik

Apakah left rear wheel speed sensor rusak secara fisik ?

Ya, gantilah sensor dan hub bearing roda belakang sebelah kiri.

Tidak, lanjutkan ke step 7.

Step 7. Check left rear tone wheel

1. Periksalah tone wheel left rear dari kerusakan seperti gigi hilang, longgar, korosi atau retak.

Catatan : Gigi wheel tone harus sempurna persegi,tidak boleh bengkok atau sobek.

Apakah left rear tone wheel di temukan ada yang rusak sesuai keterangan diatas ?

Ya, perbaiki ganti bila perlu.

Tidak, lanjutkan ke step 8.

Step 8. Left rear wheel speed sensor

1. Gantilah wheel speed sensor.
2. Lakukan tes jalan di atas 40 km/h (25mph).
3. Gunakanlah scaner untuk memonitor DTC.

Apakah DTC C102A left rear wheel speed comparative performance muncul kembali di alat scaner ?

Ya, gantilah ABS module, setelah itu lakukanlah ABS verification test.

Tidak, tes selesai.


Test selesai untuk DTC C102A Left Rear Wheel Speed Comparative Performance. Jika problem belum ditemukan setelah mengikuti langkah langkah diatas, silahkan komentar dibawah ini atau kontak kami.
Continue reading...

P0117 Engine Coolant Temperature Sensor Circuit Low



DTC P0117-ENGINE COOLANT TEMPERATURE CIRCUIT LOW


Teory Operasi


Engine Coolant Temperature (ECT) sensor adalah salah satu sensor yang bersifat Negatif temperature Coefficient (NTC) yaitu apabila temperatur mesin naik resistan menurun. Tegangan referensinya adalah 5 Volt yang di supply oleh PCM sebagai sinyal. Ketika mesin dingin, PCM akan beroperasi dalam siklus open loop, ini akan menuntut campuran udara dan bahan bakar yang sedikit lebih kaya atau boros, hal ini dicapai sampai suhu beroperasi normal.

PCM menggunakan input dari ECT sensor untuk perhitungan berikut :
  • Pulse Width Modulasi (PWM) ke Injector.
  • Spark Advance Curve (SAC).
  • ASD relay shutdown.
  • Idle Air Control (IAC).
  • Pulse Width Prime (PWP) selama mesin di starter.
  • O2 sensor close loop.
  • Purge solenoid on/off.
  • EGR solenoid on/off (jika dilengkapi).
  • Leak detection pump operasi (jika di lengkapi).
  • Fan Radiator on/off.
  • Target idle speed.

Saat Terjadi DTC P0117 Engine Coolant Temperature Sensor Circuit Low

  • Ignition ON.
  • Battery voltage di atas 10.4 V.

Kondisi

  • Input tegangan ECT sensor di bawah nilai minimum.

Tindakan

  • Mulfunction Indicator Lamp (MIL) atau Indikator Cek engine nyala.
  • Indikator Electronice Throttle Control (ETC) nyala.
  • Input Throttle dan kecepatan kendaraan akan di batas.

Penyebab Kemungkinan  dari DTC P0117 Engine Coolant Temperature Sensor Circuit Low

  • ECT signal short ground.
  • ECT signal short to sensor ground or short together.
  • Engine Coolant Temperature (ECT) sensor.
  • Powertrain Control Module (PCM).

Langkah langkah pengecekan

Step 1. Cek DTC aktif

1. Start mesin dan biarkan beroperasi mencapai temperatur normal.
      
Perhatian : Ketika mesin beroperasi, jangan dekat dan berdiri sebaris langsung dengan kipas. Jangan meletakan tangan anda dekat puli, tali kipas, dan jangan memakai pakaian longgar. Mengabaikan instruksi ini bisa mengakibatkan cedera fatal.

Catatan : Apabila ditemukan DTC yang berhubungan dengan system pengisian, silahkan diagnosis dan perbaiki sebelum melanjutkan test ini.
    
2. Gunakan alat scan dan lihat DTC.

Apakah DTC aktif ?

Ya, lanjutkan ke step 2.

Tidak, lakukanlah pengecekan PCM intermittent kondisi.

Step 2. Cek voltage ECT sensor

1. Putar kunci kontak ke posisi off.
2. Lepaskan konektor harnes ECT sensor.
3. Putar kunci kontak ke posisi on, mesin tidak hidup.
4. Gunakan alat scan lihat voltage ECT sensor di data tab scanner.
   
Catatan : Tegangan sensor harus sekitar 5 Volt (plus-minus 1 Volt) pada saat konektor dilepas.

Apakah di alat scan menampilkan voltage seperti catatan diatas ?

Ya, periksa konektor harnes PCM dan ECT sensor harness dari kerusakan atau berkarat. Jika oke, gantilah ECT sensor.

Tidak, lanjutkan ke step 3.

Step 3. Cek ECT signal short ke ECT sensor ground/shor together

1. Putar kunci kontak ke posisi off.
2. Lepaskan konektor PCM.
3. Ukurlah tahanan antara ECT sensor ground dengan ECT sensor signal di konektor ECT sensor, seperti di gambar di bawah ini.


P0117 Engine Coolant Temperature Sensor Circuit Low

Apakah tahanan dibawah 5 ohms ?

Ya, perbaiki kabel tersebut short together antara ECT sensor ground dengan ECT sensor signal.

Tidak, lanjutkan ke step 4.

Step 4. ECT signal short ground

1. Ukur tahanan antara ground body atau casiss dengan ECT sensor signal di konektor ECT sensor.


P0117 Engine Coolant Temperature Sensor Circuit Low


Apakah tahanan di bawah 100 ohms ?

Ya, perbaiki kabel tersebut short ke ground body.

Tidak, lanjutkan ke step 5.

Step 5. Powertrain Control Module (PCM)

1. Gunakanlah wiring diagram sebagai panduan sebelum mengganti PCM, periksa kembali dari kerusakan konektor antara ECT sensor harnes dengan konektor harnes PCM.
2. Carilah kerusakan kabel seperti lecet, tertusuk, terjepit, membungkuk, mendorong keluar dari vin konektor, rusak atau terminal berkarat.
3. Lakukanlah instruksi atau arahan apabila ditemukan data data seperti Service Bulletin yang berkaitan dengan DTC ini.

Apakah ada masalah yang ditemukan ?

Ya, silahkan perbaiki.

Tidak, ganti dan programlah Powertrain Control Module (PCM), setelah itu lakukanlah Powertraint verification test.

Test selesai untuk DTC P0117 Engine Coolant Temperature Sensor Circuit Low. Jika problem belum ditemukan setelah mengikuti langkah langkah diatas, silahkan komentar dibawah atau kontak kami segera.
Continue reading...

P2172 High Airflow/Vacum Leak Detected (Instantaneous Accumulation)



P2172-High airflowvacum leak detected (Instantaneous Accumulation)


Saat Terjadi P2172 High Airflow/Vacum Leak Detected (Instantaneous Accumulation)

  • Mesin pada saat hidup di atas idle.
  • Tidak ada DTC MAP sensor.
  • Tidak ada DTC Throttle Body.
  • Tidak ada DTC 5 Volt referensi.
  • Tidak ada DTC Camshaf dan Crankshaf sensor.
  • Tidak ada DTC P2174.

Kondisi

  • PCM mendeteksi adanya peningkatan perbedaan jangka panjang, nilai antara MAP pressure sense dengan nilai perhitungan MAP sensor yang melampui batas karena hilangnya vakum.

Tindakan 

  • Indikator Electronic Throttle Control (ETC) atau Throttle Body berkedip.
  • Mulfunction Indicator Lamp (MIL) atau indikator cek engine nyala.

Penyebab Kemungkinan dari P2172 High Airflow/Vacum Leak Detected (Instantaneous Accumulation)

  • Adanya kebocoran vakum.
  • Exhaust system.
  • Internal engine mekanikal komponen.
  • Resistan 5 Volt circuit.
  • Resistan MAP signal circuit.
  • Resistan MAP sensor ground circuit.
  • MAP sensor.
  • Powertrain Control Module (PCM).


Langkah langkah pengecekan 


Step 1. Cek DTC aktif

Catatan : Diagnosis terlebih dahulu apabila ditemukan DTC 5 Volt supply, Throttle Position Sensor, Camshaft sensor, Crankshaft sensor, MAP sensor.

1. Star mesin dan biarkan mencapai temperatur normal, yaitu kira kira plus minus 80°C.
2. Gunakanlah alat scan dan lihatlah DTC.

Apakah DTC aktif atau pending ?

Ya, lanjutkan ke step 2.

Tidak, lakukanlah pengecekan PCM intermittent kondisi.

Step 2.  Membandingkan engine vakum dengan nilai actual MAP sensor

1. Putar kunci kontak ke posisi off.
2. Pasang alat untuk mengecek vakum mesin ke intake manifold.
3. Start mesin dan biarkan idle.
4. Lihatlah nilai yang terbaca di alat vakum.
5. Bandingkan nilai actual MAP sensor di alat vakum dengan nilai MAP sensor di alat scaner.

Catatan : Vakum mesin minimun saat mesin idle harus tidak kurang dari sekitar 13.0 HG

Berapa perbandingan vakum yang terbaca di alat scan dan alat vakum yang terpasang di intake ?

Keduanya menunjukan dibawah 13.0 HG, cek dan perbaikilah kebocoran vakum di engine.

Nilai MAP sensor di alat vakum mesin normal dan tidak cocok dengan nilai MAP sensor yang terbaca di alat scan, lanjutkan ke step 3.

Step 3. Cek tahanan kabel 5 Volt supply

1. Putar kunci kontak ke posisi off.
2. Lepaskan konektor harnes MAP sensor dan konektor harnes PCM.
3. Ukur tahanan kabel 5 Volt supply antara konektor harnes MAP sensor dengan konektor harnes PCM.

Apakah tahanan dibawah 5.0 ohms ?

Ya, lanjutkan ke step 4.

Tidak, perbaiki kabel tersebut dari kerusakan seperti kabel putus atau tahanan yang terlalu tinggi.

Step 4. Cek tahahan kabel MAP signal

1. Ukurlah tahanan kabel MAP signal yaitu antara konektor harnes MAP sensor dengan konektor harnes PCM.

Apakah tahanan dibawah 5.0 ohms ?

Ya, lanjutkan ke step 5.

Tidak, perbaiki kabel tersebut dari kerusakan seperti kabel putus atau tahanan yang terlalu tinggi.

Step 5. Cek tahanan kabel ground

1. Ukurlah tahanan kabel ground yaitu antara konektor harnes MAP sensor dengan konektor harnes PCM.

Apakah tahanan dibawah 5.0 ohms ?

Ya, lanjutkan ke step 6.

Tidak, perbaiki kabel tersebut dari kerusakan seperti kabel putus atau tahanan yang terlalu tinggi.

Step 6. Cek MAP sensor secara visual

1. Copotlah MAP sensor.
2. Periksalah secara visual yang menyebabkan MAP sensor tidak normal seperti dari sesuatu penghalang, dudukan kurang pas, dll.

Apakah ditemukan sesuatu penghalang ?

Ya, silahkan perbaiki.

Tidak, lanjutkan ke step 7.

Step 7. MAP sensor

1. Gantilah MAP sensor.
2. Putar kunci kontak ke posisi on.
3. Gunakanlah alat scan lalu hapuslah DTC.
4. Star mesin dan biarkan mencapai temperatur normal, yaitu kira kira plus minus 80°C.
5. Lihatlah kembali DTC di alat scaner.

Apakah DTC muncul kembali ?

Ya, lanjutkan ke step 8.

Tidak, tahap pengecekan selesai.

Step 8. Powertrain  Control Module (PCM)

1. Lihat kembali wiring diagram sebagai panduan periksa kembali kabel dan konektor antara MAP sensor, Throttle Body, dan PCM.
2. Carilah kerusakan kabel seperti lecet, tertusuk, terjepit, sebagian kabel ngelupas/rusak, membungkuk, mendorong keluar, terminal berkarat.
3. Lakukanlah setiap instruksi atau arahan apabila ditemukan data informasi seperti Service Bulletin, Recall, Start Case yang berkaitan.

Apakah ditemukan masalah seperti yang disebutkan diatas ?

Ya, silahkan perbaiki.

Tidak, ganti dan programlah Powertrain Control Module (PCM). Lakukanlah Powertrain verification test.

Test selesai untuk pengecekan DTC P2172 High Airflow/Vacum Leak Detected (Instantaneous Accumulation). Jika problem belum juga ditemukan setelah mengikuti langkah langkah diatas, silahkan komentar dibawah atau kontak kami.
Continue reading...

ABS Verification Test



Strategy diagnosis ABS verification test


ABS verification test


Perhatian : Untuk menghindari dari cedera fatal dan hal hal yang tidak di inginkan, pastikan kemampuan pengereman sebelum test drive.

Catatan : Jika Antilock Brake System (ABS) Module, Clockspring/Steering Angel Sensor (SAS), atau Dynamics sensor diganti atau jika ada masalah pemasangan dengan Clockspring/Steering Angel Sensor (SAS) atau Dynamics sensor, ABS Module harus di  CONFIGURASI atau ''INITIALIZED'' menggunakan alat scan. Apabila tidak dilakukan, maka indikator ABS akan terus menerus berkedip tanpa DTC. Untuk proses ''INITIALIZED'' ABS Module dan clear offsets, kendaraan harus berjalan kedepan dengan memutar 90 ° ke kiri atau ke kanan kecepatan antara 10 dan 25 km/h (6 dan 15 mph) dan ikuti petunjuk pada alat scan.

Ikuti langkah langkah ABS verification dibawah ini dengan benar 

1. Putar kunci kontak ke posisi off.

2. Pasang semua komponen dan konektor yang sebelumnya terlepas.

3. Pastikan semua aksesories dimatikan dan battery terisi dengan penuh.

4. Putar kunci kontak ke posisi on, gunakan alat scan dan hapus DTC dari semua module, lalu star mesin selama 2 menit.

5. Putar kunci kontak ke posisi off, tunggu selama 5 detik. Putar kunci kontak ke posisi on, gunakan alat scan lalu lihat kembali DTC dari semua module.

6. Jika ada DTC kembali yang muncul terulang, silahkan perbaiki lebih lanjut.

Catatan : Untuk sensor signal dan kerusakan pompa, ABS module harus merasakan kecepatan 12 km/jam (7.5 mph) dari 4 roda kendaraan (kendaraan harus di test drive).

7. Jika tidak ada DTC setelah kunci kontak diputar ke posisi on, lakukan test drive selama setidaknya 5 menit dan lakukan pengereman stop and go.

8. Sekali lagi gunakan alat scan dan lihat kembali DTC. Jika DTC kembali terulang muncul, silahkan diagnosis kembali dengan tepat dan pastikan langkah langkah pengecekan tidak ada yang terlewati.

9. Jika tidak ada DTC yang muncul terulang, silahkan kendaraan kembalikan ke customer.


Apakah DTC kembali muncul terulang ?

Ya, diagnosis atau cara pengecekan tidak lengkap, lakukanlah prosedure diagnosis yang tepat.
Tidak, test selesai untuk strategy diagnosis ABS verification test.

Jika problem belum juga ditemukan setelah mengikuti langkah langkah diatas, silahkan komentar dibawah atau kontak kami.
Continue reading...

Powertrain Verification Test



Strategy diagnosis Powertraint verification test



Powertrain Verification test

Langkah langkah yang harus dilakukan setelah selesai perbaikan komponen yang berhubungan dengan PCM berikut di bawah ini.
  1.  Menghapus semua DTC dengan menggunakan alat scan.
  2.  Mengarahkan/mengenalkan/melearning kembali system atau komponen yang telah diperbaiki dengan cara di calibrasi menggunakan alat scan di tab ''miscellaneous function'' seperti Camshaft sensor, Crankshaft sensor.
  3.  Jika PCM telah diganti, lakukan program key code, Vehicle Identifikasi Number (VIN),dan Odometer.
  4.  Periksa kendaraan untuk memastikan bahwa semua komponen mesin terpasang dengan benar dan terhubung.
  5.  Mengoperasikan kendaraan sesuai dengan parameter dan informasi spesifik yang ditemukan dalam kondisi dimana saat DTC terjadi.
  6.  Dengan menggunakan alat scan, pastikan tidak ada DTC yang muncul kembali.
Apakah DTC muncul terulang setelah test drive atau mengoperasikan kendaraan ?

Ya, carilah data informasi Service Bulletin yang berkaitan dengan DTC tersebut.
Tidak, test selesai untuk strategy diagnosis Powertrain verification test.

Jika problem belum juga ditemukan setelah mengikuti langkah langkah diatas, silahkan komentar dibawah atau kontak kami.
Continue reading...

Strategy Diagnosis Mengatasi PCM Intermittent



Strategy diagnosis PCM intermittent kondisi


Startegy diagnosis PCM intermittent kondisi


Intermittent kondisi (stored) disebabkan oleh beberapa faktor, ketika terjadi kondisi intermittent hal itu akan terekam dan tersimpan di memory ECU. Data tersebut bisa dilihat dengan menggunakan alat scan yaitu di ''Freeze frame data''.

Langkah langkah dibawah ini untuk membantu mengidentifikasi intermittent kondisi.

1. Catat dan simpan semua DTC yang terekam atau terbaca di alat scan.

2. Analisa semua data yang ada di ''Freeze frame data'' atau ''Laporan data kendaraan'' yang tersimpan dimemory ECU dan lihat juga actual value yang ada di data tab scaner sebagai perbandingan.

3. Cek semua data informasi Service Bulletin yang berkaitan dan ikuti langkah langkah dan instruksinya..

4. Gunakan alat scan di actuator tab untuk mengetes satu persatu fungsi komponen yang berhubungan dengan DTC, pastikan komponen berfungsi secara normal dan sempurna.

Perhatian : Ketika mesin beroperasi jangan berdiri sebaris langsung dengan kipas, jangan meletakan tangan anda dekat puly, jangan memakai pakaian longgar. Mengabaikan instruksi ini bisa menyebabkan cedera fatal.

5. Putar kunci kontak ke posisi on atau mesin dihidupkan, gunakanlah alat scan cek wiring harnes dan  goyangkan setiap kabel yang berkaitan untuk memastikan DTC aktif.

Catatan : Menggunakan data recorder atau lab scope juga bisa untuk membantu mendiagnosis kondisi intermittent.

6. Jika banyak DTC yang ditemukan di alat scan atau multiple DTC, gunakanlah wiring diagram dan carilah setiap ground yang di ambil secara bersamaan atau umum lalu periksa dan bersihkan.

7. Lakukan test votage drop antara komponen yang dicurigai dengan ECU/PCM.

8. Untuk DTC system komunikasi,gunakanlah alat scan lakukan ''Loss of Communication Test'', hal ini akan memaksa module pada CAN C bus untuk terus merespon atau meng-ping satu sama lain setiap satu detik. Goyangkan kabel apabila di temukan module yang tidak atau lambat merespon untuk mengatahui titik lokasi trouble.

9. Putar kunci kontak ke posisi off, periksa secara visual kabel kabel yang berhubungan dengan DTC. Lepaskan semua komponen dan in-line konektor, cek kabel dari kerusakan seperti menusuk, lecet, ngelupas, kabel yang sebagian rusak, kabel tanpa isolator tanpa pelindung karet atau kabel yang induktornya putus di dalam tapi isolator/pelindungnya masih nyambung, periksa secara visual juga kerusakan casing konektor, pengunci, rusak, membungkuk, mendorong atau terminal berkarat, periksa juga dari perubahan warna setiap koneksi terminal dari high resistan atau longgar yang menyebabkan terminal panas, periksa dan besihkan konektor PCM, komponen dan casis ground. Pasang kembali secara benar dan tepat semua module dan komponen harnes konektor.

10. Cek operasi setiap relay yang berkaitan.

11. Untuk kondisi intermittent DTC Emisi system, periksa secara visual dari bagian bagian yang termasuk selang dan fuel filter.

12. Untuk kondisi intermittent Misfire DTC, periksa intake dan exhaust system dari pemasangan yang kurang tepat yang menyebabkan kebocoran vakum.

13. Periksa aksesoris tambahan yang terpasang dikendaraan, bila perlu copot semua aksesoris selama tahap pemeriksaan.

Apakah ada yang ditemukan selama pemeriksaan di atas ?

Ya, silahkan perbaiki.
Tidak, test selesai.

Pengecekan dan pemeriksaan selesai untuk strategy diagnosis PCM intermittent kondisi. Jika problem belum juga ditemukan setelah mengikuti langkah langkah diatas, silahkan komentar dibawah atau kontak kami.
Continue reading...

Strategy Diagnosis Mengatasi ABS Intermittent



Strategy diagnosis ABS intermittent kondisi


Strategy diagnosis ABS intermittent kondisi


Untuk wiring diagram lengkap silahkan cari data informasi wiring.

Catatan : Electronic Stability Control (ESC) dapat juga disebut sebagai Electronic Stability Program (ESP), tergantung pada model dan tahun kendaraan serta configurasi.Komponen komponen juga mungkin referensi dari ESC, ESP atau menggunakan simbol control traksi.

Kondisi yang menyebabkan DTC intermittent (Stored), berikut dibawah ini dapat membantu mengidentifikasi kondisi tersebut :

Perhatian : Ketika mesin beroperasi jangan berdiri sebaris langsung dengan kipas, jangan meletakan tangan anda dekat puli, jangan memakai pakaian longgar.Mengabaikan instruksi ini dapat mengakibatkan cedera fatal.

Step by step diagnosis ABS Intermittent

1. Lakukan pengecekan Service Bulletin yang berkaitan.

2. Gunakan alat scan, lihat dan tinjau lebih jauh ''Environmental Data'' , yaitu data awal kejadian atau bisa juga disebut history yang tersimpan dan terekam di memory ABS Module. Jika memungkinkan, cobalah untuk menduplikasi kondisi dimana saat DTC terjadi.

3. Putar kunci kontak ke posisi off.

4. Periksa secara visual semua kabel harnes yang berkaitan dari kerusakan seperti lecet, tertusuk, ngelupas, sebagian kabel ada yang rusak atau putus, membungkuk, mendorong keluar dari konektor, terminal berkarat, terminal overheating,dll. Lepaskan semua konektor harness yang berkaitan.

5. Menggoyangkan kabel saat pemeriksaan short dan open circuit/putus.

6. Melakukan test voltage drop pada rangkaian kabel antara komponen yang dicurigai bermasalah dengan Antilock Brake System (ABS) Module.

7. Periksa dan bersihkan semua konektor PCM, ABS dan ground casiss yang berkaitan dengan DTC tesebut.

8. Jika ditemukan banyak DTC atau multiple DTC di alat scan, gunakanlah wiring diagram, carilah ground yang di ambil secara umum atau bersamaan lalu periksa dan bersihkan.

9. Cek dan test setiap relay yang berkaitan dan menggoyangkan kabel untuk memanipulasi/menduplikasi munculnya DTC.

10. Gunakan alat scan di actuator tab untuk mengetes apabila ada salah satu komponen yang dicurigai bermasalah.

11. Jika ada alat seperti Co-pilot, data recorder/perekam data, dan lab scope, ini juga dapat digunakan untuk membantu mendiagnosis kondisi intermittent.

Apakah ada masalah yang ditemukan selama pemeriksaan di atas ?

Ya, silahkan lakukan perbaikan, setelah itu lakukan ABS verification test.
Tidak, test selesai.

Test selesai untuk strategy diagnosis ABS intermittent kondisi. Jika problem belum ditemukan setelah mengikuti langkah langkah diatas, silahkan komentar dibawah atau kontak kami.
Continue reading...

P2173 High Airflow/Vacum Leak Detected (Slow Accumulation)



P2173-High airflowvacum leak detected (Slow Accumulation)


Saat Terjadi P2173 High Airflow/Vacum Leak Detected (Slow Accumulation)

  • Mesin dalam kondisi hidup diatas idle.
  • Tidak ada DTC MAP sensor, Throttle Body, Camshaft sensor, Crankshaft sensor atau 5 Volt referensi.
  • Tidak ada DTC P2174.

Kondisi

  • PCM mendeteksi adanya peningkatan perbedaan jangka panjang secara bertahap antara nilai MAP pressure sense dengan kalkulasi MAP sensor karena hilangnya vakum.

Tindakan 

  • Electronic Throttle Control (ETC) berkedip.
  • Mulfunction Indikator Lamp (MIL) atau cek engine nyala.

Penyebab Kemungkinan P2173 High Airflow/Vacum Leak Detected (Slow Accumulation)

  • Adanya kebocoran vakum.
  • Exhaust system.
  • Internal engine mekanikal komponen.
  • Resistan 5 Volt circuit.
  • Resistan MAP signal circuit.
  • Resistan MAP ground circuit.
  • MAP sensor.
  • Powertrain Control Module (PCM).

Langkah langkah pengecekan


Step 1. Cek DTC aktif

Catatan : Diagnosis terlebih dahulu apabila ditemukan DTC 5 Volt supply, Throttle Position Sensor, Camshaft sensor, Crankshaft sensor, MAP sensor.

1. Start mesin dan biarkan idle sampai mencapai temperatur normal, yaitu kira kira plus minus 80°C. 2. Gunakanlah alat scan dan lihatlah DTC.

Apakah DTC aktif atau pending ?

Ya, lanjutkan ke step 2.

Tidak atau Stored, lakukanlah pengecekan PCM Intermittent condition.

Step 2. Membandingkan vakum mesin dengan nilai actual MAP sensor

1. Putar kunci kontak ke posisi off.
2. Pasang alat untuk mengecek vakum mesin ke Intake Manifold.
3. Start mesin dan biarkan idle.
4. Lihatlah nilai yang terbaca di alat vakum mesin dan bandingkan dengan nilai actual MAP sensor di alat scaner.

Catatan : Vakum mesin minimun saat mesin idle harus tidak kurang dari sekitar 13.0 HG

Berapa perbandingan vakum yang terbaca di alat scan dan alat vakum yang terpasang di intake ?


Keduanya menunjukan dibawah 13.0 HG, cek dan perbaikilah kebocoran vakum di engine.

Nilai MAP sensor di alat vakum mesin normal dan tidak cocok dengan nilai MAP sensor yang terbaca di alat scan, lanjutkan ke step 3.

Step 3. Cek tahanan kabel 5 Volt supply

1. Putar kunci kontak ke posisi off.
2. Lepaskanlah konektor harness MAP sensor dan konektor harness PCM.
3. Selanjutnya ukurlah tahanan kabel 5 Volt supply, yaitu antara konektor harnesss MAP sensor dengan konektor harness PCM.

Apakah tahanan dibawah 5.0 ohms ?

Ya, lanjutkan ke step 4.

Tidak, perbaiki kabel tersebut dari kerusakan seperti kabel putus atau tahanan yang terlalu tinggi.

Step 4. Cek tahahan kabel MAP signal

1. Ukurlah tahanan kabel MAP signal, yaitu  antara konektor harness MAP sensor dengan konektor harness PCM.

Apakah tahanan dibawah 5.0 ohms ?

Ya, lanjutkan ke step 5.

Tidak, perbaiki kabel tersebut dari kerusakan seperti kabel putus atau tahanan yang terlalu tinggi.

Step 5. Cek tahanan kabel ground

1. Ukurlah tahanan kabel ground, yaitu antara konektor harness MAP sensor dengan konektor harness PCM.

Apakah tahanan dibawah 5.0 ohms ?

Ya, lanjutkan ke step 6.

Tidak, perbaiki kabel tersebut dari kerusakan seperti kabel putus atau tahanan yang terlalu tinggi.

Step 6. Check MAP sensor secara visual

1. Copotlah MAP sensor.
2. Periksalah secara visual yang menyebabkan MAP sensor tidak normal seperti dari sesuatu penghalang, dudukan kurang pas, dll.

Apakah ditemukan sesuatu penghalang ?

Ya, silahkan perbaiki.

Tidak, lanjutkan ke step 7.

Step 7. MAP sensor

1. Gantilah MAP sensor.
2. Putar kunci kontak ke posisi on.
3. Gunakanlah alat scan terlebih dahulu untuk menghapus DTC.
4. Star mesin dan biarkan mencapai temperatur normal, yaitu kira kira plus minus 80°C.
5. Lihat kembali DTC di alat scaner.

Apakah DTC muncul kembali ?

Ya, lanjutkan ke step 8.

Tidak, tahap pengecekan selesai.

Step 8. Powertrain  Control Module (PCM)

1. Lihat kembali wiring diagram sebagai panduan periksa kembali kabel dan konektor antara MAP sensor, Throttle Body, dan PCM.
2. Carilah kerusakan kabel seperti lecet, tertusuk, terjepit, sebagian kabel ngelupas/rusak, membungkuk, mendorong keluar, terminal berkarat.
3. Lakukanlah setiap instruksi atau arahan apabila ditemukan data informasi seperti Service Bulletin, Recall, Start Case yang berkaitan.

Apakah ditemukan masalah seperti yang disebutkan diatas ?

Ya, silahkan perbaiki.

Tidak, ganti dan programlah Powertrain Control Module (PCM). Lakukanlah Powertrain verification test.

Test selesai untuk pengecekan DTC P2173 High Airflow/Vacum Leak Detected (Slow Accumulation). Jika problem belum juga ditemukan setelah mengikuti langkah langkah diatas, silahkan komentar dibawah atau kontak kami.
Continue reading...

P2174 Low Airflow/Restriction Detected (Instantaneous Accumulation)



P2174-Low Airflowrestriction detected (Instantaneous Accumulation)


Saat Terjadi DTC P2174 Low Airflow/Restriction Detected (Instantaneous Accumulation)

  • Mesin hidup di atas idle.
  • Tidak ada DTC di MAP sensor.
  • Tidak ada DTC di Throttle Body.
  • Tidak ada DTC 5 Volt referensi.
  • Tidak ada DTC di Camshaf dan Crankshaf sensor.

Kondisi

  • Powertrain Control Module (PCM) mendeteksi nilai MAP lebih besar dari actual MAP (nilai yang sebenarnya) dan ditambah nilai offset.

Tindakan

  • Indikator Throttle Body (ETC) berkedip.
  • Mulfunction Indicator Lamp (MIL) atau indikator cek engine nyala.

Penyebab Kemungkinan DTC P2174 Low Airflow/Restriction Detected (Instantaneous Accumulation)

  • Inlet Air system atau saluran udara masuk.
  • Resistan 5 Volt circuit.
  • Resistan MAP signal circuit.
  • Resistan MAP sensor ground circuit.
  • MAP sensor.
  • Powertrain Control Module (PCM).


Langkah langkah pengecekan


Step 1. Cek DTC aktif

Catatan : Diagnosis terlebih dahulu apabila ditemukan DTC 5 Volt supply, Throttle Position Sensor, Camshaft sensor, Crankshaft sensor, MAP sensor.

Catatan : Penyebab paling mungkin terjadi dari DTC ini yaitu system asupan udara atau Throttle Body kotor.

Catatan : Periksa komponen modifikasi system asupan udara, bila perlu copot terlebih dahulu selama tahap pengecekan.

Catatan : Tanyakan kepada customer tentang cuaca, seperti kondisi dingin yang menyebabkan system asupan udara atau Throttle Body yang menyebabkan terjadinya titik pembekuan/cairan es.


1. Star mesin dan biarkan mencapai temperatur normal, yaitu kira kira plus minus 80°C.
2. Selanjutnya gunakanlah alat scan dan lihatlah DTC.

Apakah DTC aktif atau pending ?

Ya, lanjutkan ke step 2.

Tidak, lakukanlah pengecekan PCM Intermittent condition.

Step 2.  Membandingkan vakum mesin dengan nilai actual MAP sensor

1. Putar kunci kontak ke posisi off.
2. Pasang alat untuk mengecek vakum mesin ke Intake Manifold.
3. Start mesin dan biarkan idle.
4. Lihatlah nilai yang terbaca di alat vakum mesin dan bandingkan dengan nilai actual MAP sensor di alat scaner.

Catatan : Vakum mesin minimun saat mesin idle harus tidak kurang dari sekitar 13.0 HG

Berapa perbandingan vakum yang terbaca di alat scan dan alat vakum yang terpasang di intake ?


Keduanya menunjukan dibawah 13.0 HG, cek dan perbaikilah kebocoran vakum di engine.

Nilai MAP sensor di alat vakum mesin normal dan tidak cocok dengan nilai MAP sensor yang terbaca di alat scan, lanjutkan ke step 3.

Step 3. Cek tahanan kabel 5 Volt supply

1. Putar kunci kontak ke posisi off.
2. Lepaskanlah konektor harness MAP sensor dan konektor harness PCM.
3. Selanjutnya ukurlah tahanan kabel 5 Volt supply, yaitu antara konektor harnesss MAP sensor dengan konektor harness PCM.

Apakah tahanan dibawah 5.0 ohms ?

Ya, lanjutkan ke step 4.

Tidak, perbaiki kabel tersebut dari kerusakan seperti kabel putus atau tahanan yang terlalu tinggi.

Step 4. Cek tahahan kabel MAP signal

1. Ukurlah tahanan kabel MAP signal, yaitu  antara konektor harness MAP sensor dengan konektor harness PCM.

Apakah tahanan dibawah 5.0 ohms ?

Ya, lanjutkan ke step 5.

Tidak, perbaiki kabel tersebut dari kerusakan seperti kabel putus atau tahanan yang terlalu tinggi.

Step 5. Cek tahanan kabel ground

1. Ukurlah tahanan kabel ground, yaitu antara konektor harness MAP sensor dengan konektor harness PCM.

Apakah tahanan dibawah 5.0 ohms ?

Ya, lanjutkan ke step 6.

Tidak, perbaiki kabel tersebut dari kerusakan seperti kabel putus atau tahanan yang terlalu tinggi.

Step 6. Check MAP sensor secara visual

1. Copotlah MAP sensor.
2. Periksalah secara visual yang menyebabkan MAP sensor tidak normal seperti dari sesuatu penghalang, dudukan kurang pas, dll.

Apakah ditemukan sesuatu penghalang ?

Ya, silahkan perbaiki.

Tidak, lanjutkan ke step 7.

Step 7. MAP sensor

1. Gantilah MAP sensor.
2. Putar kunci kontak ke posisi on.
3. Gunakanlah alat scan terlebih dahulu untuk menghapus DTC.
4. Star mesin dan biarkan mencapai temperatur normal, yaitu kira kira plus minus 80°C.
5. Lihat kembali DTC di alat scaner.

Apakah DTC muncul kembali ?

Ya, lanjutkan ke step 8.

Tidak, tahap pengecekan selesai.

Step 8. Powertrain  Control Module (PCM)

1. Lihat kembali wiring diagram sebagai panduan periksa kembali kabel dan konektor antara MAP sensor, Throttle Body, dan PCM.
2. Carilah kerusakan kabel seperti lecet, tertusuk, terjepit, sebagian kabel ngelupas/rusak, membungkuk, mendorong keluar, terminal berkarat.
3. Lakukanlah setiap instruksi atau arahan apabila ditemukan data informasi seperti Service Bulletin, Recall, Start Case yang berkaitan.

Apakah ditemukan masalah seperti yang disebutkan diatas ?

Ya, silahkan perbaiki.

Tidak, ganti dan programlah Powertrain Control Module (PCM). Lakukanlah Powertrain verification test.

Test selesai untuk pengecekan DTC P2174 Low Airflow/Restriction Detected (Instantaneous Accumulation). Jika problem belum juga ditemukan setelah mengikuti langkah langkah diatas, silahkan komentar dibawah atau kontak kami.
Continue reading...